My facebook

03.44
intanamalia15@yahoo.co.id
Read On 0 komentar

fs quh

06.16
intanamalia15@yahoo.co.id

look and add yaw

hohohoh ......
Read On 0 komentar

Karangan quh

05.41
hy all

q mwu ketik sedikit dari novel yg q karang nie

tpi bersambung

coz belump kepikiran nie terusannya ky gimenong

hoho ...

Arti Sebuah Kehidupan

Aku adalah sesosok gadis yang tidak begitu mengerti apa arti dari sebuah kehidupan, aku yang cenderung manja dan cengeng tidak peduli dengan semua yang aku alami, bagiku semua itu hanyalah mimpi belaka, yang hanya menipu seseorang yang ada di dalamnya, entah mengapa aku yang begitu tidak peduli dengan kehidupan sampai – sampai aku pernah berfikiran untuk tidak sekolah lagi, karena sekolah hanyalah beban untuk diriku, apalagi bila ada guru yang berkata “kerjakan hal …..” hah….. aku hanya bisa menghempaskan nafas dan mengomel sesudah guru itu keluar dari ruang kelasku, padahal ayah kandungku sendiri adalah seorang guru fisika,dimana pelajaran itu adalah pelajaran yang sangat menyebalkan dan menyusahkan, belum lagi bila ada yang namanya ulangan “oh my god” lagi – lagi aku hanya bisa menjerit di dalam hati dan tidak bisa berbuat apa – apa tapi semua kenyataan hidup itu berubah drastis, mungkin lebih dari 360 drajat(penemuan baru kali yehhh)

Kehidupanku sangat berbeda saat aku mengikuti mid semester, disana, dimana aku baru bisa menyadari arti dari sebuah kehidupan, saat itu aku yang tidak peduli dengan keadaan tubuhku yang begitu gemuk dan berpenampilan pas – pasan, tidak seperti teman – temanku yang bila berangkat sekolah harus membawa bedak,farfum,lip glous dan lain sebagainya, saat itu aku duduk sendiri di bangku ku sambil mengoceh tidak mau duduk dengan seorang pria, sampai – sampai aku mengancam tidak akan shalat selama 1 minggu dan terus menerus memohon kpda sang kuasa untuk tdk duduk sebangku dgn seorang pria, tapi saat aku menoleh ke blakang dimana temanku yang bernama kiki itu berada, aku melihat seorang pria tampan berbaju putih,berkulit putih,mempunyai bibir yang berwarna merah muda,berponi,dan sedikit lebih tinggi dari diriku sedang tersenyum manis sekali kepada diriku,saat itu aku tidak bisa bergerak sedikitpun dan aku pun merasakan jiwaku melayang,akupun bertanya dalam hatiku “ya tuhan,apakah ia adalah malaikat yang turun dari surga untuk menemaniku hidup di dunia ini?” lalu ia mencocokkan nomor urutnya dengan nomor urut yang berada di sebelah bangkuku,

lalu ia menundukkan tubuhnya dan berbicara “punten” di hadapanku, betapa terkejutnya aku saat itu lalu ia pun duduk di sebelah bangkuku, lagi – lagi aku hanya bisa bicara dalam hati dan berteriak “aaaaaaaaaaaaaaah………………..ternyata ia sebangku dengan ku,satu meja tanpa ada yang mengganggu” lalu ia berbicara dengan temannya, saat itu aku belum bisa bergerak karna mendengar suaranya yang sangaaaaaaaaaaaaaaaat merdu serta bibirnya yang indah memulai bergerak untuk memulai pembicaraan dengan sepatah katanya, sampai bel berbunyi akupun belum bergerak sama sekali, aku yang salah tingkah membuatnya menjadi kebingungan, sikapku yang tidak karuan membuat semua teman – temanku dan teman – temannya memperhatikan aku, lalu aku paksakan bergerak walaupun aku sangat lemas waktu itu, pengawas pun datang kekelasku, lalu ia memberikan lembar jawaban dan lembaran soal kepada para siswa dan siswi

yang ada di kelas itu, lalu pria yang ada di sampingku menghelakan nafasnya yang slalu ku ingat sepanjang waktu, aku pun menoleh kpadanya lalu iapun memberikan senyuman mautnya kepadaku,aku yang salah tingkah waktu itu sampai – sampai tempat pinsilku terjatuh dan semua isi yang ada di tempat pinsilku itu terjatuh banyak sekali karena kebetulan saat itu aku sedang gemar mengoleksi berbagai macam pinsil dan balpoint,

saat itu pula iapun langsung membereskan semua barangku yang terjatuh, padahal akupun tidak memperdulikannya, semakin lama aku semakin mengerti bahwa inilah yang dinamakan kehidupan ataupun cinta, ternyata aku baru menyadari mengapa teman – temanku begitu over protect terhadap penampilannya akupun berbicara dalam hatiku “pria ini sangat berbeda sekali dengan pria – pria lainnya yang hanya melihat seseorang hanya dari penampilannya saja dan juga ia sama sekali tidak menyontek sedikitpun ,jangankan menyontek bertanya saja tidak dan mengapa setelah satu tahun di sekolah ini aku baru melihat orang yang satu ini”akupun semakin penasaran kenapa pria yang satu ini sangatlah baik, pintar dan juga tampan, lalu saat aku sedang bertanya – tanya dalam diriku, tiba – tiba ia berbicara kepadaku “boleh aku pinjan penghapusnya?” dalam keadaan gugup sekaligus terkejut aku menjawab “i..iya” jawabanku yang begitu simple membuatnya merasa tidak enak, lalu ia pun mengembalikan penghapus punyaku sambil berkata “makasih ya” aku pun menjawab “i..iya” lalu sesudah ia mengembalikan penghapus miliku iapun langsung memandang kearahku dengan penuh rasa kebingungan, lalu entah mengapa aku merasa bahwa ia terus menerus memperhatikan aku, aku pun bicara dengan nada yang tidak terdengar “kenapa sih cowok ini liatin aku terus?kan aku jadi kegeeran” akupun segera memalingkan wajahku ke arahnya dengan rasa kesal, saat aku membalikan wajahku ke arahnya, tiba – tiba akupun langsung malu sendiri “huuh, ternyata orang ini tidak memandangku melainkan melihat lembaran soal yang ada di sebelahku” aku termenung kesal sekali, aku yang sudah mempunyai berbagai macam ide untuk menyontek, aku gagalkan semuanya karena aku ingin terlihat pintar dan tidak pernah menyontek di hadapannya, lalu iapun meminjam kembali penghapus miliku “eh pinjem penghapusnya lagi dong” sambil tersenyum kepadaku, penghapusku yang ada di laci meja langsung aku ambil “i..ini” jawabku sambil menyodorkan tanganku dengan penuh senyuman, iapun mengambil penghapus itu di tanganku, iapun bertanya kepadaku “boleh gak penghapusnya aku pinjem” aku yang sangat terpesona oleh penampilannya yang alami dan tidak dibuat – buat seperti teman – temannya langsung aku menganggukan kepalaku yang berisyarat berarti iya, lalu tidak lama kemudian ia pun mengembalikan penghapus itu dan berkata “Nuhunnya”sambil tersenyum ke arahku, beberapa saat kemudian ada yang memberikan kami map untuk di tanda tangani, map itu adalah daftar kehadiran siswa dan siswi,lalu sesudah ia menanda tangani map itu iapun langsung memberikannya kepadaku dengan rasa malu – malu, karena dia memang sangat pendiam.

Bel istirahatpun berbunyi kencang sekali, lalu semua keluar tentunya sesudah mengumpulkan soal dan lembar jawaban, akupun menggunakan waktu istirahat untuk memperlihatkan kepada teman – temanku pria tampan yang sebangku dengan diriku.

Bel pun berbunyi dan itu mengartikan bahwa waktu istirahat sudah habis, dirikupun mulai sedikit ragu lagi, saat pengawas memberikan soal dan lembar jawaban, ternyata aku tidak kebagian haah betapa kesalnya aku, lalu ia kebingungan, aku pun tersenyum dan langsung meminta lembar jawaban untuk diriku.

Beberapa jam kemudan belpun berbunyi, bertanda kalau waktu sudah habis, siswa – siswi pun mengumpulkan lembaran soal dan jawaban yang mereka miliki termasuk aku dan dirinya, pada waktu itu ia langsung mengambil semua peralatannya dan dimasukannya ke dalam tas yang ia miliki sambil terburu – buru,lalu iapun pergi mengumpulkan soal dan lembar jawabannya tanpa mengecek terlebih dahulu barang – barangnya, lalu ia pergi entah kemana lalu akupun mengumpulkan lembar soal dan jawaban miliku, saat aku kembali ke bangku, aku melihat ada sebuah buku kecil yang sudah lecek, lalu aku buka, dan aku baca “….. ……..” aku pun terdiam sejenak dan lalu berkata “Em………..Nama yang sangat indah, tulisannyapun cukup bagus untuk kalangan lelaki” lalu akupun memeluk buku itu sejenak. sesudah itu ada temannya yang melintas dihadapanku, tadinya sih aku mau nitip tu buku, tapi karena rasa gengsiku yang begitu tinggi haaaaaaah gak jadi dech, lalu akupun menyimpan buku itu di laci bangkunya, saat aku mulai berjalan dan sudah sampai ke pintu, pria itupun lari menabrak diriku sambil terburu – buru iapun langsung mencari buku miliknya yang tadi sempat ketinggalan, akupun pergi bersama sahabat karibku yang pendiam, pintar dan agak sedikit lugu namanya Anis Agustiani, kamipun pulang kerumah masing – masing.

Sesampainya di rumah akupun langsung menceritakan semua kejadian itu kepada ibuku, ibuku hanya bisa tersenyum dan berkata “dasar centil” aku pun tidak memperdulikan apa yang diucapkan ibuku, lalu aku langsung pergi ke kamar dan merebahkan tubuhku yang sudah basah karena keringat, Dan sedikit capek, Tiba-tiba bayangan wajahnyapun datang menghantui diriku, ohhhhhhhhh betapa senangnya hati dan jiwaku saat itu.

Satu minggupun berlalu, ulangan umum selesai, perasaanku bercampur aduk, ada senang karena ulangan selesai juga sedih karena waktu untuk bersama dengan si dia jua berakhir, sesudah ulum langsung libur selama 2 minggu, biasanya aku paling senang bila libur tapi entah mengapa hatiku sedih saat guru berkata "seperti biasanya setelah ulangan umum kita libur selama 2 minggu dan masuk langsung pembagian kelas" murid - murid yang lainpun menyambutnya dengan riang gembira lain denganku yang mencibir, lalu temanku anis bertanya"hei kok malah manyun sih?"lalu aku hanya menjawabnya dengan senyuman yang begitu kecut


bersambung.............
Read On 3 komentar

Pilihan

17.20

Dalam hidup manusia selalu dihadapkan kepada sebuah pilihan yang sulit, apakah akan memilih sesuatu yang baik tapi mungkin akan berakibat atau memiliki efek berantai yang buruk dan pilihan kedua adalah sesuatu yang buruk namun mungkin akan berakibat atau memiliki efek berantai yang baik.

Namun pernakah manusia berusaha memahami makna diatas…..?, yang sebenarnya telah di firmankan-Nya :

"apa-apa yang menurutmu terbaik bagimu belumlah tentu yang terbaik menurut-Nya, apa-apa yang menurutmu buruk bagimu namun mungkin adalah sebaik-baiknya yang diberikan-Nya bagimu"

Sesuatu yang kita tidak yakini bisa kita lakukan kadang kalaitulah sebenarnya yang bisa kita lakukan, namun kadangkala kekahawatiran kita bila meningglkan sesuatu yang teramat bermakna bagi kita akan menyakiti dirinya, ternyata kekhawatiran tersebutlah yang menjadi kenyataan, ternyata dirinya yang ingin meninggalkan & melepaskan diri dan lari dari kenyataan yang seharusnya dihadap bukan dihindari.

Semoga kebijaksanaan & sikap posifit yang selalu hadir dalam menyikapi segala keputusan yang telah dibuat dan kata-kata yang pernah terucap. Semoga tak akan pernah hadir penyesalan setelah membuat sebuah keputusan dan kesimpulan,

"Tetaplah bijaksana menyikapi pilihan yang telah Anda buat"

Read On 0 komentar

Panduan Uploading Foto di Facebook

17.18
Demam facebook benar-benar melanda Indonesia, kaum muda sampai kaum tua-pun tidak ketinggalan gabung dengan jejaring sosial dari amerika ini. Facebook mempunyai banyak manfaat dalam membina hubungan pertemanan yang tidak lagi terbatas dengan jarak. Tetapi dampak negatif juga membayangi kepopuleran Facebook, terutama jika user lupa waktu.

Tetapi walaupun begitu, saya tidak menyurutkan niat untuk tetap eksis di facebook karena buat saya ternyata manfaatnya cukup banyak untuk membina hubungan yang hampir mati atau lebih mempererat hubungan yang masih berlangsung.

Salah satu yang sering dimanfaatkan oleh user adalah pertukaran foto atau sekedar memamerkan foto kita. Facebook mempunyai fasilitas pengarsipan foto yang bagus, dimana kita bisa tandai object di dalam foto dengan nama-nama teman sehingga seakan-akan foto tersebut menjadi milik bersama.

Buat yang baru bergabung dengan facebook dan masih kesulitan dalam memasukan (upload) foto di facebook, saya coba buatkan panduan singkat yang bisa Anda coba sendiri. Panduang ini dibuat setelah ada perubahan layout dibulan Maret 2009.

Download disini atau disini
Read On 0 komentar

Global Warming

18.11
Pemanasan Global (Global Warming) dan Krisis Iklim (Climate Crisis) adalah dua isu global yang semakin sering didengungkan oleh berbagai pihak belakangan ini. Tetapi sayangnya porsi pemberitaan kedua topik yang sangat mendesak ini di media massa masih sangat minim. Untuk itulah buku kecil ini dibuat: untuk memberikan pengetahuan kepada pembacanya mengenai pemanasan global, bahayanya, serta solusi untuk mengeremnya. Mengeremnya? Ya, mengerem pemanasan global tidaklah mustahil apabila masing-masing dari kita mau berubah. Perubahan pola pikir dan pola hidup dapat mengerem pemanasan global hingga titik terendah yang bahkan mungkin Anda pikir mustahil untuk dilakukan.


Pernyataan di bawah berikut ini mungkin akan membuat kita tersentak sekaligus terbelalak. Ia berbunyi: “Pernyataan pemanasan global itu sungguh nyata cuma omong kosong. Pernyataan itu diulang-ulang oleh para aktivis guna meyakinkan sekaligus menakut-nakuti publik bahwa iklim akan berubah menjadi malapetaka, dan aktivitas manusialah penyebab utamanya.” Kalimat itu diucapkan senator AS dari Partai Republik, James Inhofe, yang juga merupakan Ketua Environment and Public Works Committee Senat AS, setahun lalu.

Pernyataan itu diperkuat lagi dengan pernyataan Direktur NASA Michael Griffin dalam wawancara dengan sebuah radio lokal di AS belum lama ini, yang menunjukkan keraguan sang direktur bahwa pemanasan global adalah tantangan terbesar yang harus diatasi manusia. Dalam wawancara tersebut, salah satu petikan pernyataan Griffin yang kemudian banyak dikutip adalah, “Iklim bumi saat ini adalah iklim yang terbaik yang pernah kita punyai.”

Benarkah pemanasan global sungguh-sungguh merupakan akibat dari ulah manusia yang terlalu rakus mengeksploitasi bumi dan ceroboh menjaga keseimbangan alam? Apakah pemanasan global dan perubahan iklim adalah hal terpenting yang harus diatasi manusia?

Inhofe memaparkan beragam fakta dan kutipan yang mendukung argumennya. Menurutnya, media memainkan peranan penting dalam menggelorakan isu yang tidak benar ini. Ia pun mengungkapkan penelusurannya terhadap laporan beberapa media terkemuka seperti Newsweek, Majalah Time, Harian New York Times, Chicago Tribune, dan juga Jurnal Science News. Didapatinya, media-media tersebut pada era tahun 1900-an justru melaporkan kekhawatiran akan datangnya abad es, bukan pemanasan atau melelehnya es. Hingga periode 1920-1930-an sampai menjelang akhir tahun 1970-an, media-media terkemuka di AS itu masih sangat gencar memberitakan dan melaporkan bahaya perubahan bumi menjadi bola es.

Ia pun melecehkan Protokol Kyoto, sebuah protokol yang ditandatangani oleh sebagian besar negara di kolong bumi ini guna mengurangi emisi gas-gas pembentuk rumah kaca di mana AS menolak menandatanganinya, sebagai kesepakatan dan solusi yang tidak ada artinya dalam rangka mengurangi emisi gas-gas berbahaya ke atmosfir bumi. Menurutnya, cara paling efektif untuk mengurangi gas-gas tersebut adalah penggunaan alat pembersih gas dan teknologi yang lebih efisien untuk menekan gas tersebut bertebaran ke angkasa.

Namun pernyataan Inhofe berbau politis itu tak menyurutkan gerakan global di seluruh dunia bahwa ancaman pemanasan bumi sungguh-sungguh nyata dan harus diperangi dari sekarang oleh semua pihak. Inhofe, politisi dari Partai Republik, sebagaimana halnya Presiden AS George W. Bush yang juga dari Partai Republik, jelas tidak mau kepentingan mereka terusik terusik gara-gara harus menekan emisi gas rumah kaca yang di AS sebagian besar dihasilkan dari pembangkit listrik berenergi fosil (BBM, batubara).

Tak hanya Inhofe dan Bush yang bersikap “bebal” terhadap perubahan iklim. Lebih dari 17 ribu ilmuwan -- dua ribu lebih di antaranya adalah fisikawan, geofisikawan, ahli iklim, ahli meteorologi, dan pakar lingkungan- menandatangani petisi yang diedarkan oleh Oregon Institut of Science and Medicine di AS. Salah satu kalimat dalam petisi itu menyatakan, “Tidak ada bukti-bukti ilmiah bahwa pelepasan gas karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan gas-gas rumah kaca lainnya yang mengakibatkan pemanasan akut terhadap temperatur bumi dan kerusakan pada iklim bumi.”

Terlepas dari kenyataan dan pernyataan politik yang diungkapkan di atas, fakta-fakta berikut ini berbicara jauh lebih kuat dan nyata, memperlihatkan ke mana arah perubahan iklim di bumi ini akan menuju dan bermuara.

Fakta-fakta

Kita mulai dari yang jauh dengan kita, Laut Arktik. Lautan ini sebagian besar dikenali sebagai samudera es. Ilmuwan yang mengamati perubahan pada lautan es ini mencatat terjadinya peningkatan panas dua kali lebih cepat dibandingkan pemanasan di tingkat global. Sejak tahun 1980, samudera es yang terletak Arktik yang berada di wilayah Eropa telah mencair antara 20-30 persen.

Masih di Eropa, pegunungan Alpens yang tadinya sebagian besar diselubungi salju mengalami kemerosotan deposit salju yang parah. Delapan dari sembilan area gletser/glacier menunjukkan derajat kerusakan yang signifikan dan dalam kurun waktu satu abad sudah kehilangan sepertiga dari wilayah es.

Tidak hanya di Eropa, seluruh dataran tinggi di dunia yang selama ini dikenal memiliki puncak gunung es juga lumer. Salju di puncak gunung tertinggi di Afrika, Kilimanjaro, setiap bulannya meleleh tak kurang dari 300 meter kubik. Gunung yang terletak di Tanzania ini menderita kebotakan salju parah bilamana membandingkan foto udara yang diambil pada tahun 1974, 1990, dan 2001. Dalam periode satu abad pengamatan, salju di puncak gunung itu meleleh hingga mencapai 82%. Bila salju tak lagi betah hinggap di puncak gunung itu, nama gunung itu boleh jadi harus diubah, karena Kilimanjaro dalam bahasa setempat berarti gunung yang putih atau gunung yang bercahaya.

Mari beralih ke kawasan yang melahirkan banyak seniman bola, Amerika Selatan. Salju di negeri-negeri seperti berdataran tinggi seperti Argentina, Peru, Chili juga menurun drastis. Pegunungan Andes, salah satu surga salju di dunia, mengalami pelelehan salju ke arah puncak gunung yang sangat signifikan. Antara tahun 1963 hingga 1978, salju mencair rata-rata 4 meter per tahun, dan sejak tahun 1995 hingga sekarang, pelelehan salju mencapai kecepatan 30,1 meter per tahun di seluruh kawasan yang mengandung glacier. Sementara di Venezuela, negeri penghasil Miss World terbanyak, dari 6 glacier yang dimiliki negeri tersebut pada tahun 1972, kini hanya tersisa dua lagi, dan akan hilang paling lambat 10 tahun sejak sekarang.

Konsekuensi dari melelehnya salju adalah meningkatnya permukaan air laut, pertama-tama di kawasan tersebut. Di negeri bola Brasil, garis pantai yang hilang menjadi lautan rata-rata berkisar 1,8 meter per tahun pada kurun waktu antara 1915 hingga 1950 dan meningkat menjadi 2,4 meter per tahun pada kurun waktu sepuluh tahun antara 1985-1995.

Apa yang terjadi di Asia, juga di Indonesia, akibat pemanasan global? Sama dengan yang terjadi di benua lain, salju-salju di dataran tinggi Asia mengalami pelelehan yang drastis sekaligus dramatis. Himalaya, gunung tertinggi di dunia yang menjadi kantong air beku di “atap langit” terus kehilangan saljunya secara konsisten. Glacier-glacier di Pegunungan Himalaya yang tersebar di negara-negara seperti India, Tibet, Bhutan, China, terdegradasi dengan amat cepat. Tujuh sungai besar di Asia yang bermata air dari Himalaya yakni Gangga, Indus, Brahmaputra, Mekong, Thanlwin, Yangtze, dan Sungai Kuning terancam eksistensinya yang berakibat pada ratusan juta umat manusia di kawasan sepanjang aliran sungai-sungai itu.

Tak hanya di kawasan Asia Selatan, salju di Asia Tengah yang juga terus lenyap satu per satu. Itu terjadi pula di Puncak Jaya, Papua, satu-satunya daerah pegunungan tinggi di Indonesia yang memiliki salju. Bila foto udara pada tahun 1972 memperlihatkan puncak gunung yang hampir seluruhnya diselimuti salju, sekarang puncak gunung itu hanyalah berisi bebatuan dan pepohonan belaka. Artinya, tidak ada lagi salju di sana.

Pelelehan es yang diungkap di atas baru merupakan sebagian dari yang sebenarnya terjadi. Berdasarkan laporan terakhir Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) terakhir yang dirilis tahun 2007 ini, 30 salju di pegunungan di seluruh dunia kehilangan ketebalan hingga lebih dari setengah meter hingga tahun 2005 saja. Dua tahun yang terakhir belum masuk dalam laporan tersebut.

Konsekuensi dan Risiko

Karena energi bersifat kekal, salju-salju tadi dengan sendirinya tidak hilang dan hanya berubah bentuk. Ibarat es yang ada dalam sebuah gelas, ketika ia terkena panas dan mencair, volume air itu tidak berkurang atau bertambah, melainkan hanya berubah. Maka, konsekuensi pertama dari meningkatnya suhu bumi yang melelehkan salju dan deposit-deposit air tadi adalah kian bertambahnya air di permukaan bumi. Peningkatan tersebut dapat dideteksi di seluruh penjuru bumi dan dibuktikan melalui sejumlah foto udara yang membandingkan suatu kawasan pada puluhan tahun silam dengan kondisi kontemporer.

Namun, konsekuensi meningkatnya suhu bumi tidaklah sesederhana itu. Perubahan-perubahan ekologis yang terjadi pada lingkungan di mana manusia dan makhluk hidup lainnya hidup membawa dampak yang mengerikan bagi umat manusia. Hukum fisika menyatakan, angin bergerak dari tempat yang dingin ke tempat yang lebih panas. Nah, perbedaan temperatur suatu kawasan dengan kawasan lain yang sangat ekstrem pada waktu bersamaan telah memicu munculnya angin topan, badai, dan tornado menjadi lebih sering dibandingkan beberapa tahun silam. Negara-negara di kawasan Amerika Utara, Tengah, Selatan dan Karibia, Eropa, juga Asia Selatan dan Timur sudah merasakan dampak yang ditimbulkan dari topan badai ini. Topan yang memiliki nama-nama nan indah menerpa warga di seluruh bumi secara memilukan dan sekaligus mematikan.

Arus pergerakan air tidak hanya membawa musibah banjir bandang, tetapi juga disertai tanah longsor akibat penggundulan hutan yang berlangsung setiap menit. Dalam waktu bersamaan, belahan dunia yang satu terancam kekeringan dan kebakaran, tempat lainnya dilanda topan badai, banjir dan tanah longsor yang menyengsarakan ratusan juta umat manusia.

Konsekuensi di Tingkat Lokal


Kekeringan di daerah Gunung Kidul misalnya, mungkin saja sudah menjadi fakta jamak yang berlangsung setiap tahun dan sudah sejak puluhan tahun hal itu terjadi. Akan tetapi, kesulitan air yang dialami oleh warga di lereng Gunung Merapi lima tahun terakhir ini misalnya, tentu sebuah fakta baru yang menunjukkan betapa air makin sulit didapat.

Kesulitan para petani sayuran di lereng Gunung Merbabu misalnya, juga sesuatu yang masih terdengar asing. Grojogan Sewu memang masih menumpahkan airnya. Tetapi dibandingkan lima belas tahun silam misalnya, grojogan itu sekarang telah berubah menjadi tak lebih dari pancuran. Beberapa puluh tahun yang akan datang, boleh jadi ia tinggal menjadi tetesan saja.

Itu baru dari sisi kelangkaan air. Dari sisi perubahan iklim, semua kota dan wilayah di Indonesia menjadi korbannya. Di Jawa bagian tengah misalnya, Kaliurang di Jogjakarta, Tawangmangu di Karanganyar, atau Bandungan di Semarang, sekarang bukan lagi didatangi wisatawan karena udaranya yang sejuk dan dingin, tetapi karena kelatahan dan cap yang terlanjut melekat sebagai daerah wisata. Itu saja. Dahulu, di daerah-daerah tersebut kabut dingin senantiasa turun setiap pagi sepanjang tahun. Sekarang, ia hanya bisa dijumpai beberapa kali sepanjang tahun, itupun sangat tergantung dari musim.

Di Puncak Jaya, Papua, salju tidak lagi hinggap di puncaknya sejak beberapa tahun silam. Ini menandai era berakhirnya eksistensi satu-satunya kawasan bersalju di Indonesia. Dan ini sekaligus membuktikan, bahwa bumi yang makin panas bukanlah fakta gombal melainkan kenyataan aktual.

Ironisnya, dalam situasi udara yang makin panas, orang lalu mencari cara untuk mendinginkannya, tetapi hanya untuk diri mereka sendiri. Pendingin udara adalah pilihan pragmatis untuk ini, tetapi alat inipun hanya bisa dijangkau oleh lapisan masyarakat golongan menengah ke atas. Masyarakat miskin jelas tak bisa mengelak dari kegerahan.

Ironisnya, penggunaan pendingin udara yang makin masif dan intensif pada sebagian besar rumah tangga di perkotaan secara akumulatif justru mendorong terciptanya bumi yang makin panas akibat gas-gas yang dihasilkan oleh pendingin udara tersebut tidak ramah lingkungan. Sudah begitu, penggunaan pendingin udara yang intensif itu juga memicu meningkatnya kebutuhan listrik yang terus membesar –yang lagi-lagi ironisnya— sementara listrik tersebut diproduksi dengan menggunakan bahan bakar fosil yang tak ramah terhadap lingkungan dan memberi kontribusi terbesar pada pemanasan secara global.

Lingkaran setan ini jelas menggiring masyarakat yang paling miskin dan tak memiliki akses terhadap sumber daya ekonomi yang memadai menjadi korban. Jumlah masyarakat yang kian tersisih dari lingkaran ini niscaya akan terus membesar karena perseteruan dan kata sepakat tentang upaya kongkret memerangi perubahan iklim ini mengalami kebuntuan yang akut.
Read On 0 komentar

PERLOMBAAN BLOG

05.01
Terimakasih kepada SMAN 1 Sukaraja atas kesempatan yang diberikan pada saya untukmengikuti pelatihan blog SMP se kabupaten Sukabumi. dengan adanya pelatihan ini maka kami lebih bisa banyak sarana untuk mencurahkan isi hati, ide, dsb. blog ini dirasakan lebih mudah dan lebih cepat dalam pembuatannya.
Bila di antara teman2 ada yang membaca dan ingin membuat blog seperti ini maka caranya adalah
sebagai berikut :
  1. Buat E-mail di gmail.com
  2. Buka situs http://www.blogspot.com
  3. Ikuti perintah yang ada di blogspot.com tersebut
  4. Isi posting pertama seperti saya ini
  5. Klik "TERBITKAN ENTRI"
  6. Blog anda sudah jadi dan perintah yang lain akan saya postingkan mendatang (Saya juga masih belajar... hehehe.)
(Intan Amalia)
Read On 1 komentar

Chat Here


ShoutMix chat widget

Me?

Foto saya
me....??? enough with the simple words others who assess

Followers